Menikah dengan Cinta atau Logika?

\"\"

Kebanyakan orang pasti ingin menikah sekali seumur hidupnya. Namun, memang ada hal hal yang tidak terduga yang bisa saja menyebabkan perselisihan hingga perpisahan. Kebanyakan orang biasanya karena terlalu cinta berpikir kalau mereka sudah siap. Padahal kenyataannya pernikahan tidak sesimple seperti, melakukan segala sesuatu berdua, tinggal bersama atau jalan jalan bersama. Pernikahan adalah suatu langkah serius dan pilihannya hanya dua, bahagia selamanya atau sengsara selamanya. Maka apakah dengan modal cinta saja sudah cukup?

baca juga : Membangun Rumah Tangga Harmonis dengan Fengshui

Menikah Hanya dengan Modal Cinta

 

Cinta di dalam pernikahan memang sesuatu yang penting. Cinta juga bisa jadi salah satu dasar dari pernikahan yang langgeng. Tapi, pernikahan yang hanya modal cinta bisa berakhir buruk. Pada kenyataan pernikahan bukan sekedar penyatuan dua sejoli yang sedang jatuh cinta, melainkan juga penyatuan dua keluarga. Di Indonesia sendiri banyak pernikahan usia muda yang terjadi. Penelitian Mies Grinjis dan Hoko Horii menunjukan terdapat 50% pernikahan usia dini yang berakhir pada perceraian. Perceraian dilakukan saat usia pernikahan nya baru satu hingga dua tahun. Gejolak perasaan yang mereka sebut “cinta” memang menguat di usia dini tersebut. Namun, pernikahan di dunia nyata tidak seindah yang ada di drama Korea atau sinetron Indonesia yang biasa kita tonton. Jika menikah hanya dengan cinta tanpa memikirkan kebutuhan lain yang lebih penting bisa berbahaya.

 

Menggunakan Logika Sewaktu Akan Menikah

 

Menggunakan logika sewaktu ingin menikah membantu kita melihat kemungkinan apa saja yang akan terjadi. Bahkan sewaktu kita menggunakan logika kita, itu akan membantu membuat keputusan yang bijaksana dan tidak terburu-buru. Contohnya, sebelum menikah mungkin kita bisa mengobrol serius tentang rencana kedepan. Seperti, berapa uang nafkah yang harus suami berikan kepada istri? Berapa banyak uang yang harus di beri kepada orang tua dan mertua masing masing? Berapa bagian untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pribadi? Apakah uang nafkah tersebut sudah termasuk dengan uang “jajan” istri? Dan banyak lagi lainnya. Tambah pemahaman kamu tentang latar belakang, budaya dan kebiasaan pasangan. Mungkin itu akan menjadi salah satu pertimbangan kamu untuk mau atau tidak menikah dengannya. Jangan lupa juga untuk kenali keluarganya.

Seperti yang sudah dibahas di awal artikel pernikahan ini menyatukan dua keluarga. Kamu juga akan menambah keluarga baru di hidupmu. Kenalkan juga calon pasanganmu ke keluargamu. Lihat juga apakah pasangan kamu bisa diajak berkomunikasi? Karena kurangnya komunikasi atau cara komunikasi yang buruk bisa jadi salah satu problem besar di dalam pernikahan. Logika memang diperlukan sebelum kamu menikah.

baca juga : Menguasai Pikiran, Mengubah Hidup : Kekuatan Hipnoterapi

Kesimpulan

 

Jadi menikah dengan cinta atau logika? Cinta tanpa logika bisa menjadi terlalu impulsif, sedangkan logika tanpa cinta bisa terasa terlalu dingin dan rasional. Idealnya, pernikahan yang bahagia adalah perpaduan antara cinta dan logika. Cinta menjadi pondasi yang kuat, sementara logika berperan sebagai penyeimbang. Kunci kesuksesan pernikahan, bahkan aspek lain dalam kehidupan adalah bersikap seimbang. Tapi yang perlu dipikirkan adalah kesiapan mental diri sendiri. Hipnoterapi bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk mempersiapkan diri sebelum menikah. Hipnoterapi dapat membantu Anda menggali lebih dalam ke alam bawah sadar untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir, emosi, dan perilaku yang mungkin ingin Anda ubah sebelum memasuki kehidupan pernikahan.Terapi ini bisa meningkatkan rasa percaya diri, mengelola emosi, memperbaiki pola pikir, meningkatkan komunikasi serta membangun hubungan yang lebih sehat. Pastikan kamu melakukan hipnoterapi ini di Rumah Terapi TCM. Karena terapisnya sudah handal dan berpengalaman. Persiapkan diri kamu dengan versi terbaiknya sebelum bertemu dengan pujaan hati.